Selasa, 19 Juni 2012

Semangka untuk Jantung

Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci.

Rasanya yang manis dan mengandung banyak air, tak hanya menjadikan buah semangka sebagai buah favorit. Ternyata, buah dengan daging berwarna merah cerah ini amat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Menurut penelitian, makan semangka baik bagi penderita hipertensi. Pasalnya, memakan buah ini dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi bisa memicu risiko penyakit jantung dan stroke. Penelitian di Florida telah menemukan bahwa senyawa alami dalam buah semangka, yaitu citrulline, yang membantu melebarkan dan merilekskan pembuluh darah, sehingga jantung tidak harus bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Menurut riset, kadar citrulline lebih banyak ditemukan pada kulitnya dan dapat ditemukan pada semua warna semangka. Namun, yang paling tinggi kandungannya terdapat dalam jenis semangka kuning.

Penelitian lain dari University Kentucky juga menunjukkan bahwa semangka baik dikonsumsi untuk menjaga berat badan dan membantu kesehatan jantung.

Tak hanya itu, penelitian di Inggris juga menunjukkan manfaat lain semangka. Menggunakan tikus yang telah diberi makanan berkolesterol tinggi, peneliti kemudian memberikannya jus semangka setiap hari. Hasilnya, tikus tampak lebih sehat bahkan jumlah kolesterol jahat menjadi lebih rendah dalam darahnya.

Sebaiknya mengonsumsi semangka dalam porsi yang cukup. Terlalu banyak makan semangka bisa membuat Anda buang air kecil terus menerus, karena semangka bersifat diuretik. Kandungan gula yang tinggi dalam semangka juga harus jadi perhatian.

Nah,,ternyata dari kulit sampai bijinya pun bermanfaat bagi kehidupan. So,,mulai sekarang bisa tuh makan semangka sebagai alternatif penyakit jantung :)

Rabu, 13 Juni 2012

Amazing Journey to Bromo (Part 3)

Sempet mati surii buat cita tentang pesona Gunung Bromo..
Lanjutt!!!

_Di Dalam Mobil_
Karna udda malem pake banget maka penumpang di bangku tengah (Sipit n My Mom) langsung go sleep. Penumpang garda depan langsung serius liat jalan,,mungkin sampe ga berkedip.. Tapi,,penumpang garda belakang malah ributnyaaa,,maklum lah sudah lama tak bersua,,mksdnya berSUA RA,,haha :D

Setelah ada kira-kira satu jam perjalanan,power garda belakang mulai menurun,,dan akhirnya SILENT.. hihii,,menyusul penumpang bangku tengah..


Bermenit-menit kemudian.......................
Suasana mobil masih hening

Sekitar 1 jam kemudian ....................
Jdugg
Gubrak

Barang - barang bawaan pada jatuh, termasuk para penumpangnya pada bangun gara - gara kebentur jendela atopun jok mobil. Ternyata mobil sudah memasuki kawasan terjal, dimana jalannya sudah enggak bersahabat lagi buat tidur -___-
Akhirnyaa,,kita pada bangun. Tapi karna belum pada ngumpul nyawanya kita cuma diam sambil goyang - goyang kanan kiri *efek jalan ngga rata*
Beberapa menit kemudian berasa gempa lokal karna goyangan makin besar. Dan mungkin wajah kita pada ngga karuan sampe pak supir nyeletuk...

" Maaf lho jalannya rusak. Tapi ini jalan alternatif yang nggak macet dan lebih cepet sampe Bromo"
Kita pun mengiyakan dalam hati... *masih ngantuk n males bersuara*

Sekitar setengah jam kemudian telingaku mulai bindeng *biasa kita rasakan seperti budheg, biasanya kalau dari dataran rendah ke dataran tinggi atau sebaliknya*. Dan aku pun mulai lebay,,langsung pake jumper n duduk tegap. Tapi ternyata waktu aku tanya pak supir sudah mau sampai apa belum, si bapak jawab
"Ya belum sih mbak. Paling sebentar lagi..."

Setengah jam berikutnya... jawaban pak supir masih sama :(
Akhirnya posisi duduk ku pun sudah mulai merosot,,sudah mutung nungguin lama tapi belum nyampe juga.. Sambil agak nyandar di jok,,aku pun mulai memposisikan badan buat tidur lagi. Sambil setengah merem,,aq samar - samar liat kelap kelip jauh tapi bagus.. Kemudian...mataku langsung terbelalak dan aku langsung bangun dari posisi wenak ku untuk melihat sinar apa itu. Dan ternyataaa....

Subhanallah...
Itu bintang...
Bintangnya dekeeeeeet banget,,banyaaak banget.. Pokoknya awesome banget lah.. The best star ever i see.
Tapi,,seketika decak kagum ku itu ilang waktu pak supir makin ngebut and jalannya makin terjal n menikung,mana masih gelap pula. It's so horor you know :(
Dari subhanallah langsung berubah jadi astaghfirullah..


_Di Post 1 dst_
Sekitar pukul 4 pagi kita tiba di base camp mobil luar kota macam kita ini. Selanjutnya kita preparasi buat pendakian #halah
Tapi.. Ow owww.. Kita ngga ada yang bawa sarung tangan maupun kaos kaki. Apalagi tudung kepala buat ngangetin. Akhirnya kita beli sarung tangan, topi rajut n kaos kaki @ 10.000.. Belum-belum uda abiz 30.000 cobaa,hiks..

Setelah itu kita naik jeep buat ke dataran yang lebih terjal lagi. Sampai akhirnya tiba di post akhir dimana mobil uda ngga kuat buat naik, akhirnya kita turun n coba untuk jalan. Tapi,,karena belum adaptasi kita ngga ada yang kuat naik dengan udara yang minus sekian. Kita naik kuda,setelah tawar menawar,akhirnya dapet harga 50.000@kuda.


_Berburu Sunrise di Pananjakan_
Sampai di bawah bukit ato apalah kuda berhenti. Akhirnya aku, sipit, roker sama payung naik. Eeee,,jalannya masi gelap n kita ga ada yang bawa senter. Untung hp sipit ada senternya,,tapi ngga ada yang berani, makanya aku yang di depan.
Baru beberapa meter jalan, dari atas ada yang nyenterin balik. Setelah deket,,eee ternyata
" Monggo mbak.. Senternya 5000 aja"

Kita kaget. Karna sebelumnya ada yang nawarin senter tapi harganya 40.000. Wah,,seperdelapan nya niih. Maka kita deal buat beli 1 senter lagi. Ehh,,ternyata apa coba? Korek api (¯―¯٥)

Setelah mendaki.......
berhenti sejenak
mendaki lagi........
berhenti lagi
mendaki dan mendaki kita sampai puncaknya...

Masih gelap sih,,tapi sudah keliatan indah dengan banyak bintang bertaburan. Mungkin klo bisa diambil aku sudah bawa banyak buat oleh - oleh.. hehe

Sambil nungguin sunrise kita pose buat ceprat cepret sebentar *walopun dingin narsis tetep eksis*
Tapi ternyata... suhu diatas lebih dingin dari dibawah...
Kita pun numpang ngangetin badan di deket api penjual jagung bakar..hehe

Beberapa menit kemudian. Selorot sinar oranye sudah muncul di ufuk timur sana. Nggak mau kalah dengan yang lain, kita pun ambil posisi paling depan buat ngambil moment sunrise itu. Walopun aku agak takut ketinggian,,tapi saat itu rasa takutku hilang. Aq berdiri paling depan lengkap dengan kamera. Sedang yang lain,,siaga dibelakangku..

Ini dia beberapa hasil jepretan di saat sunrise ....












Setelah puas foto-foto.. Kita turun,,di sepanjang jalan turun banyak yang menjajakan Bunga Edelweis, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa ramai menjual bunga abadi tersebut. Sewaktu turun, si Roker sempat berniat untuk membeli bunga dari salah seirang anak kecil yang membantu ayahnya, kami liat benar kalau badan kecilnya itu bergetar menahan suhu rendah di dataran tinggi ini, kami tanya ternyata ia baru kelas 4 SD , ia membantu ayahnya karena hari ini libur. Bayangkan saja di pagi hari yang suhu minus sekian seorang anak kecil yang kurus dengan gigih menjajakan bunga abadi pada setiap mereka yang lewat, tak peduli badannya menggigil menahan tajamnya hawa dingin Bromo. Akan tetapi si Roker tidak jadi membeli karena harganya terlalu tinggi , 15.000 untuk beberapa gelintir Edelweis kecil. 'Nanti beli di bawah aja deh",begitu kata Roker. Kamipun kembali berjalan turun. Beberapa tangga dari anak kecil tadi ada 2 orang bapak-bapak yang juga menjual Edelweis, mungkin karena melihat kami tadi berbincang dengan anak tadi bapak tersebut menjual dengan gaya sok ramah
"Mari mbak Edelweis nya", oleh si Sipit tidak digubris, hanya diberi senyum saja pertanda tidak membeli
"Mari mbak silahkan",tawarnya lagi pada Roker, tapi respon tetap sama
"Murah mbak Edelweisnya", tawarnya lagi pada Payung tetap dengan respon yang sama pula
"Silahkan MAS, Edelweisnya dipilih", kata bapak itu dengan senyum lebar. Sontak aku menoleh ke belakang, barangkali ada rombongan lain yang ditawari bapak itu bunga Edelweis, akan tetapi tidak ada siapa-siapa dibelakangku, sontak wajahku bengong melihat bapak tadi. Kemudian bapak tersebut segera berucap lagi "Oh maaf mbak silahkan bunganya".
What??? Jadi yang dipanggil MAS tadi aku?? Padahal jelas-jelas aku bawa tas pinggang model cewek begini aku dipangggil MAS. Oh my...
Mendengar ucapan si bapak, spontan si Payung merangkulku sambil berujar "Sakit ya mba dipanggil MAS?" dengan senyum setengah meledek. Aku no comment sambil pasang wajah cemberut. Ketika Sipit dan Roker mendengar, mereka tertawa lantang. Grrrrr,,,rasanya itu hrrrrrr,,,pokoknya susah diungkapkan dengan kata-kata......

Oke, daripada BETE lebih baik kita melaju ke tempat selanjutnya. Yaitu LAUT PASIR dan PASIR BERBISIK..
This is...



Keren kan jepretanku? :p

Dan,,tempat terakhirnya yaitu SAVANA (padang rumput) yang kereen banget. Banyak ditumbuhi tanaman adas (Foeniculi fructus).. Keren banget pokoknya...

Viewnya kayak di film Lord if The Ring



Setelah puas menjelajahi Bromo dan pesona alamnya,,kamipun bersiap pulang menuju Surabaya.
Thanks a lot for Allah atas keindahan alamNya dan kehendakNya sampai akhirnya kami datang dan pulang dengan selamat dan hati senang. Thanks for my parents untuk 'obat penat' nya ini. It's so a great day and very AMAZING.
Thanks too for my besties,,this is unforgetable moment.. :D

Hargai Apa Yang Kita Miliki :)

Seperti lagunya D'Massiv yang judulnya 'Jangan Menyerah',,dalam menghadapi hidup pun kita juga ga bole menyerah,apalagi dengan keterbatasan kita.
"Syukuri apa yang ada.. Hidup adalah anugerah.. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang TERBAIK"

Pernahkah dirimu mendengar kisah Helen Kehler? Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu menjalani kehidupan seperti manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan. *bahkan untuk ku bayangkan :(*


Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen Kehler:
"It would be a blessing if each person 
could be blind and deaf for a few days  
during his grown-up live. It would make 
them see and appreciate their ability to 
experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap orang yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.
Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!

Sekarang, coba anda bayangkan sejenak....

......Anda menjadi seorang yang buta dan tuli selama dua atau tiga hari saja!
Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut. Jangan biarkan diri anda melihat atau mendengar apapun.
Selama beberapa hari itu Anda tidak bisa melihat indahnya dunia, tidak bisa melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan tidak bisa menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh orang lain.
Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba kita renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang luar biasa baginya.
Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu melakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup dengan lebih baik.
Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah! Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.

Semoga kisah Helen Kehler tadi mampu menjadi motivasi bagi diri kita.. SEMANGAT !! :D

Kamis, 07 Juni 2012

KASUS Osteoporosis

Osteoporosis ternyata bukan penyakit orang lanjut usia saja. Osteoporosis bisa menyerang siapa saja yang berpotensi. Apa,,siapa dan bagaimana cara mengobati osteoporosis. Berikut ini adalah ulasan dari kelompok kami tentang OSTEOPOROSIS. Monggo :)

KASUS 7

Ny.Amn (37 th) punya 6 anak, sering mengeluh nyeri pinggul. Keluhan nyeri ini sering muncul sejak kehamilan anaknya yang terakhir. Keluhan nyeri pinggul juga tidak berkurang meskipun sudah melahirkan. Selama kehamilan penderita mengalami gangguan nafsu makan dan kurang bisa mengikuti anjuran dokternya dalam mengkonsumsi kalsium. Dari hasil pengukuran Bone Densitometry diketahui bahwa ibu ini mengalami pengeroposan tulang. Kadar kalsium darah = 3,5 mg/dl. Kadar fosfor serum = 2,5 mg/dl. Kadar fosfatase alkali dalam batas normal. Bagaimana penatalaksanaan terapi dan apa farmakoterapinya?

Identifikasi Istilah Asing

  • Bone Densitometry 
Adalah pengukuran densitas tulang untuk menegakkan diagnosis dan monitoring osteoporosis dengan menggunakan alat-alat radiologi -yang meliputi QCT (Quantitative Computerised Tomography) , MRI (Magnetic Resonance Imaging), QUS (Quantitative Ultrasound), Densitometer (X-ray absorpmetry) dan marker biokimia. 

  • Pengeroposan Tulang 
Disebut juga dengan osteoporosis yaitu penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang.

  • Kadar kalsium darah 
  Kadar kalsium darah normal pada manusia berkisar 9,5 mg/dl – 10,4 mg/dl 

  • Kadar Fosfatase alkali 
Pada kelainan tulang, kadar ALP (alkali fosfat) meningkat karena adanya peningkatan aktivitas osteoblastik (pembentukan sel tulang). Pada penurunan kadar menunjukkan hipotiroidisme dan insufisiensi plasenta. Fosfat darah normal

  • Kadar Fosfor serum 
Rentang normal fosfor serum 2,5-4,5 mg/dl atau 1,7 – 2,6 MEQ/L. Jika terjadi peningkatan fosfor dalam serum mengidikasikan insufisiensi ginjal, gagal ginjal, hipotiroidisme, tumor tulang, akromegali

Daftar & Rumusan Permasalahan Kasus Sementara

1) Nyeri pinggul
2) Malnutrisi kalsium
3) Pengeroposan tulang
4) Kadar kalsium darah = 3,5 mg/dlà Hipokalsemia
5) Kadar fosfor serum = 2,5 mg/dl à Normal

Definisi, Patofisiologis, Faktor Resiko dan Manifestasi Penyakit

DEFINISI

Menurut WHO, osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang, menyebabkan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan resiko terjadinya fraktur.
Dimana keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabil terjadi fraktur (Thief in the night). Dalam test Bone densitometry, seseorang dikatakan mengalami osteoporosis dengan densitas tulang > 2,5 standar deviasi dibawah rata-rata wanita muda normal (T<-2,5).

Klasifikasi osteoporosis

A.Osteoporosis Primer
Dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Dihubungkan dengan faktor resiko merokok, aktivitas, pubertas tertunda, BB rendah, alkohol, ras kulit putih/asia, riwayat keluarga, postur tubuh, asupan kalsium rendah (Kaltenborn, 1992). 
Tipe I (Post manopausal) -----> Terjadi setelah 15-20 tahun setelah manopause (53-75 tahun). 
Tipe II (Senile) -----> Terjadi pada pria dan wanita >70 thn. 

B.Osteoporosis Sekunder
Terjadi pada tiap kelompok umur, penyebabnya : ekses kortkosteroid, hipertiroidisme, multipel meloma, malnutrisi, defisiensi estrogen, hiperparatiroidisme, faktor genetik, obat-obatan (Kaltenborn, 1992).

Faktor Resiko

  • Perokok 
  • Aktivitas berlebih 
  • Pubertas tertunda 
  • Berat badan rendah 
  • Alkohol 
  • Ras kulit putih/asia 
  • Riwayat keluarga 
  • Postur tubuh 
  • Asupan kalsium rendah 
  • Obat-obatan 
  • Defisiensi estrogen 
  • Hipertiroidisme 
  • Multipel meloma 

PATOFISIOLOGI KHASUS




Manifestasi Klinik




Kasus Definitif : Pasien menderita OSTEOPOROSIS primer 

Penerapan Terapi Definitif

A. Terapi Non Farmakologi
  • Diet 
Diet seimbang dengan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup. Jika asupan diet yang cukup tidak bisa dicapai, suplemen kalsium bisa diberikan (DiPiro, et al., 2006).
Diet penurun berat badan jika penderita mempunyai berat badan yang berlebihan (Dambro, 2006).
  • Aktivitas 
Aktivitas jalan-jalan tetap dipertahankan. Penderita dapat melakukan aktifitas berjalan dan jika mungkin berenang (Dambro, 2006).
Penderita harus menghindari latihan fisik dan manuver yang meningkatkan gaya kompresif dan stres mekanis pada vertebra dan tempat tulang perifer (Dambro, 2006).

B. Terapi Farmakologi
  • Pengobatan Antiresoptif 
Kalsium 
Untuk mencegah hipertiroidisme sekunder dan perusakan tulang. Asupan kalsium lebih tinggi telah menunjukkan dapat mencegah atau mengurangi hilangnya massa tulang pada dewasa. Efeknya diperkuat jika dikombinasikan dengan terapi antiresoptif lain atau latihan fisik. Kombinasi kalsium dan vitamin D menurunkan fraktur vertebral, non-vertebral dan pinggul.

Diuretik 
Thiazide meningkatkan reabsorpsi kalsium urin, tapi meresepkannya tunggal hanya untuk osteoporosis tidak dianjurkan (DiPiro, et al., 2006).

Vitamin D dan Metabolit
Defisiensi vitamin D muncul karena asupan yang kurang, kurang terkena sinar matahari, atau penurunan produksi di kulit. Defisiensi vitamin D yang signifikan jarang terjadi pada penderita disfunsi liver atau ginjal.

Vitamin D dosis tinggi bisa menyebabkan hiperkalsimea dan hiperkalsiuria (DiPiro, et al., 2006).

Bifosfonat
Bifosfonat terserap ke apatite tulang (grup kalsium fosfat pada tulang) dan menyatu permanen dengan tulang. Bifosfonat memberikan peningkatan BMD tertinggi untuk agen antiresorptif

Alendronate (Fosamax) diindikasikan untuk pencegahan (5 mg/hari) dan perawatan (10 mg/hari) osteoporosis pada wanita postmenopause. Alendronate, 10 mg/hari, meningkatkan BMD sumsum lumbar 5,4-6%, tulang femoral leher 2,9% dan trochanter (bagian atas tulang femur) 4,4-4,9%. 
Risedronate (Actonel: 5 mg/hari) diindikasikan untuk perawatan dan pencegahan osteoporosis pada wanita postmenopause serta pria dan wanita yang menerima glukokortikoid sistemik (prednisone setara 7,5 mg/hari atau lebih besar) untuk penyakit kronik. 

Terapi kombinasi dengan estrogen atau terapi penggantian hormon (hormon/estrogen replacement theraphy HRT/ERT) menghasilkan peningkatan BMD yang lebih tinggi daripada pengobatan tunggal. Pengurangan fraktur pada vertebral, non-vertebral dan pinggul telah dibuktikan.

EFEK SAMPING

  • Bifosfonat harus diberikan dengan hati-hati untuk menghindari efek samping saluran cerna yang serius. Semua bifosfonat sulit diabsorbsi (1-5%), dan makanan, minuman, dan kalsium menurunkan absorbsi signifikan. Bifosfonat sebaiknya diberikan pada pagi hari 30-120 menit sebelum pemberian makanan, minuman atau obat pertama dengan segelas air. Pasien harus tetap dalam posisi tegak selama 30 menit untuk mencegah iritasi esophageal dan ulserasi. Kalsium dan, jika dibutuhkan, vitamin D sebaiknya juga diberikan tapi pada waktu yang berbeda. 
  • Efek samping paling umum untuk bifosfonat adalah nausea; rasa sakit pada abdominal; dispepsia; diare; dan iritasi, perforasi, ulserasi atau perdarahan esophageal, lambung atau duodenal (DiPiro, et al., 2006). 

Selective Estrogen Modulator (SERM)
Ralofexine (Evista) 60 mg sehari diterima untuk pencegahan dan perawatan osteoporosis postmenopause. BMD pinggul dan spinal meningkat dari 2-3 % dan menurunkan fraktur vertebral tapi belum dibuktikan menurunkan fraktur pinggul. Ini pilihan yang baik untuk wanita yang tidak bisa atau tidak boleh menerima estrogen. 
Ralofexine dikontraindikasikan pada wanita dengan penyakit tromboemboli aktif. Efek samping lain termasuk kaki kaku (DiPiro, et al., 2006).


Calcitonin
Semprotan nasal Calcitonin (Mialcacin) diindikasikan untuk perawatan osteoporosis untuk wanta paling tidak 5 tahun setelah menopause. Karena kurang efektif jika dibandingkan dengan pengobatan osteporosis lainnya, calcitonin lebih sering digunakan untuk pasien dengan rasa sakit akibat fraktur atau untuk mereka yang tidak sesuai dengan terapi lainnya.  
Regimen 200 IU calcitonin nasal meningkatkan BMD spinal dan mengurangi fraktur vertebral baru sebesar 36%. 

EFEK SAMPING
Calcitonin nasal bisa menyebabkan rhinitis, epistaksis, dan iritasi nasal. Pemberian subkutan bisa menyebabkan simtom saluran cerna, rasa sakit di tempat injeksi, dan wajah memerah (DiPiro, et al., 2006).





ANALISIS KEMANJURAN BERDASARKAN EBM

"Putting evidence-based medicine into clinical practice: comparing anti-resorptive agents for the treatment of osteoporosis"

Read More: http://informahealthcare.com/doi/abs/10.1185/030079904125003269
Hasil: Alendronate secara signifikan lebih efektif daripada risedronat, kalsitonin, estrogen, etidronate, dan raloxifene (Risiko relatif: 0,70 [0,49, 0,99], 0,64 [0,42, 0,98], 0,59 [0,41, 0,84], 0,52 [0,32, 0,82], dan 0,56 [0,40, 0,78], masing-masing) dalam mengurangi kejadian non patah tulang belakang.

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan efikasi anti fraktur antara anti-resorptive agen, terutama untuk non patah tulang belakang.

PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS

Mempertahankan atau Meningkatkan Kepadatan Tulang dengan Mengkonsumsi Kalsium yang Cukup 

Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup, sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium 

Melakukan Olah Raga dengan Beban 

Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang.

Mengkonsumsi Obat (Untuk Beberapa Orang Tertentu) 

Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim


TUJUAN PENGOBATAN

  • Meningkatkan kepadatan tulang
  • Mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause Meningkatkan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul 
  • Mengurangi angka kejadian patah tulang.

PENGOBATAN SECARA UMUM

Bifosfonat (Alendronat)

  • —mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause
  • meningkatkan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul
  • —mengurangi angka kejadian patah tulang

Kalsitonin

  • —diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri


Fluorida

  • —meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan

DOC

  • Bifosfonat (Alendronat)
Meningkatkan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggu

  • Pemberian Isoflavon

Meningkatkan pembentukan tulang oleh osteoblas atau menurunnya resorpsi tulang oleh osteoklas, mekanisme ini dapat mencegah terjadinya osteoporosis 
  • Kalsitonin
Digunakan untuk mengobati nyeri pada osteoporosis




CREATED BY TEAM :





*dari kanan ---> bawah ---> atas kiri ---> kiri bawah*

FITRIANI KARTIKA SARI
YULIANA TRIARINI KHUSNIAH
EMELDA
ANNISA ILMA AMELIA


*dari kiri ---> kanan*

ARDIAN SETYO NUGROHO
AHMAD AMMARELHAQ

Semoga hasil jerih payah kami bisa sedikit memberi pencerahan *Amiiiin :)*

Selasa, 05 Juni 2012

Variasi Pemikiran Islam Dalam Bidang Sains Dan Teknologi


Hmmm,,kuliah di sini emang beda. Selain dpet ilmu untuk bekal jiwa juga dpet penyegaran rohani. Kali ini kami ditugaskan untuk mengupas tentang Pandangan Hubungan Sains dan Islam. Karena masih dalam tahap belajar,,jadi kami enggak begitu membahas secara detail,,cuma secara global aja. Tapi not bad lah buat di share :)


PANDANGAN HUBUNGAN SAINS DAN ISLAM
(Konflik, Independensi, Dialog, dan Integrasi)

A.    PENDAHULUAN
Sains dan Islam merupakan dua bidang ilmu pengetahuan yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Sains dan Islam merupakan bidang ilmu pengetahuan yang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyikapi kehidupan di zaman ini. Namun disamping perbedaan teresebut masih ada hubungan timbal-balik yang sangat dahsyat diantara sains dan Islam, apabila dikeduanya diintegrasikan dengan pola baik.
Hubungan antara sains dan agama  kini menjadi pertimbangan penting dikalangan pemikir, dan pembentukan kuliah-kuliah akademik tentang sains dan Islam merupakan petunjuk kuat tentang hal tersebut.[1] Oleh karena demikian, maka makalah yang dihadapan saudara ini adalah salah satu bentuk upaya untuk mengkaji pandangan hubungan sains dan Islam, yakni dari sisi pandangan konflik, independensi, dialog, dan integrasi.

B.     PANDANGAN ISLAM TERHADAP SAINS DAN TEKNOLOGI
Islam memiliki kepedulian dan perhatian penuh kepada ummatnya agar terus berproses untuk menggali potensi-potensi alam dan lingkungan menjadi sentrum peradaban yang gemilang. Dalam konteks ini, tidak ada pertentangan antara sains dan Islam, dimana keduanya berjalan seimbang dan selaras untuk menciptakan khazanah keilmuan dan peradaban manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia sebagai khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١) خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥)
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5).

Ayat lain yang mendukung pengembangan sains adalah firman Allah Swt. yang berbunyi bahwa:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-si. Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran: 190-191).

Ayat-ayat di atas adalah sebuah support yang Allah berikan kepada hambanya untuk terus menggali dan memperhatikan apa-apa yang ada di alam semesta ini. Sebuah anjuran yang tidak boleh kita abaikan untuk bersama-sama melakukan penggalian keilmuan yang lebih progresif sehingga mencapai puncak keilmuan yang dikehendaki Tuhan. Tak heran, kalu seorang ahli sains Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian terhadap Alquran dan Bibel dari sudut pandang sains modern, menyatakan bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang ringkas. Dengan membaca teks arab secara teliti sekali saya dapat menemukan catatan yang membuktikan bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.[2]
Selain banyak memuat tentang pentingnya pengembangan sains, Alquran juga dapat dijadikan sebagai inspirasi ilmu dan pengembangan wawasan berpikir sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan. Hanya saja, untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan kemampuan untuk menggalinya secara lebih mendalam agar potensi alamiah yang diberikan Tuhan dapat memberikan kemaslahatan sepenuhnya bagi keselarasan alam dan manusia.[3]
Lebih jauh Osman Bakar mengungkapkan bahwa dalam Islam, kesadaran religius terhadap tauhid merupakan sumber dari semangat Ilmiah dalam sluruh wilayah pengetahuan. Oleh karena itu, tradisi intelektual Islam tidak menerima gagasan bahwa hanya ilmu alam yang ilmiah atau lebih ilmiah dari ilmu-ilmu lainnya. Demikian pula, gagasan objektivitas dalam kegiatan ilmiah menurutnya tidak dapat dipisahkan dari kesadaran religius dan spiritual.[4]
Kendati demikian, Alquran bukanlah kitab sains dan terlebih lagi pada pendekatan Bucaillisme melekat bahaya besar. Yaitu meletakkan sains ke dalam bidang suci dan membuat wahyu Ilahi menjadi objek pembuktian sains Barat. Jika suatu teori tertentu yang “dibenarkan” Alquran dan diterima luas saat ini, kemudian satu ketika teori ini digugurkan, apakah itu berarti bahwa Alquran itu sah hari ini dan tidak sah hari esok? Yang tepat dilakukan ilmuwan muslim adalah memposisikan Alquran sebagai petunjuk dan motivasi untuk menemukan dan mengembangkan sains dan teknologi dengan ilmiah, benar dan baik.[5]

C.    TIPOLOGI HUBUNGAN SAINS DAN ISLAM
Dalam kutipan Wahyu Nugroho, Gregory R. Peterson mencatat beberapa lembaga, penerbitan, seminar dan konferensi yang diidentifikasi sebagai upaya membangun model hubungan antara agama dan sains yang ideal dan ramai di pasaran, seperti tulisan Ian G. Barbour lewat karyanya, Religion in an Age of Science (1990), Nacey Murphy, Theology in the Age of Scientific Reasoning (1990), Philip Hefner, The Human Factor (1993), Arthur Peacock, Theology for a Scientific Age  (1993), dan lainnya.[6]
Di Indonesia, kajian dan pandangan tentang Integrasi Sains dan Islam dalam berbagai interdisiplin keilmuan masih marak dibicarakan para tokoh pendidikan. Oleh karena demikian, maka berbagai universitas mencoba memberikan perhatian khusus pada bidang kajian integrasi sains dan Islam ini. Salah satunya Universitas Brawijaya Malang telah membuka Program Studi Magister Kajian Integrasi Sains dan Islam (INSANI), dimana visi utamanya adalah menjadi  tempat  kajian  interdisiplin  saintifik-islami,  serta  pusat  informasi tentang kajian integrasi sains dan Islam yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara Universitas Islam Negeri  Maulana Malik Ibrahim Malang juga telah membentuk sebuah forum yang mengkaji tentang model pendidikan integratif dan model riset yang menintegrasikan sains dan Islam.
Ian G. Barbour selaku tokoh pengkaji hubungan sains dan agama telah memetakan hubungan keduanya dengan membuka kemungkinan interaksi di antara keduanya. Melalui tipologi posisi perbincangan tentang hubungan sains dan agama, dia juga berusaha menunjukkan keberagaman posisi yang dapat diambil berkenaan dengan hubungan sains dan agama terhadap disiplin-disiplin ilmiah tertentu. Tipologi ini terdiri dari empat macam pandangan, yaitu: Konflik, Independensi, Dialog, dan Integrasi yang tiap-tiap variannya berbeda satu sama lain.

1.      Konflik
Pandangan konflik ini mengemuka pada abad ke–19 melalui dua buku berpengaruh, yakni History of the conflict between Religion and Science karya J.W. Draper dan History of the Warfare of Science with Theology in Christendom karya A. D. White.[7]
Pandangan ini menempatkan sains dan agama dalam dua ekstrim yang saling bertentangan. Bahwa sains dan agama memberikan pernyataan yang berlawanan sehingga orang harus memilih salah satu di antara keduanya. Masing-masing menghimpun penganut dengan mengambil posisi-posisi yang bersebrangan. Sains menegasikan eksistensi agama, begitu juga sebaliknya. Keduanya hanya mengakui keabsahan eksistensi masing-masing.
Adapun alasan utama para pemikir yang meyakini bahwa agama tidak akan pernah bisa didamaikan dengan sains adalah sebagai berikut:
a.       Menurut mereka agama jelas-jelas tidak dapat membuktikan kebenaran ajaran-ajarannya dengan tegas, padahal sains dapat melakukan itu.
b.      Agama mencoba bersifat diam-diam dan tidak mau memberi petunjuk bukti konkrit tentang keberadaan Tuhan, sementara   dipihak lain sains mau menguji semua hipotesis dan semua teorinya berdasarkan pengalaman.[8]
Pertentangan antara kaum agamawan dan ilmuwan di Eropa ini disebabkan oleh sikap radikal kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui kebenaran dan kesucian Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga siapa saja yang mengingkarinya dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman. Di lain pihak, para ilmuwan mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya bertentangan dengan kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan). Akibatnya, tidak sedikit ilmuwan yang menjadi korban dari hasil penemuan oleh penindasan dan kekejaman dari pihak gereja.
Contoh kasus dalam hubungan konflik ini adalah hukuman yang diberikan oleh gereja Katolik terhadap Galileo atas aspek pemikirannya tentang teori Copernicus, yakni bumi dan planet-planet berputar dalam orbit mengelilingi matahari, padahal otoritas gereja meyakini bumi sebagai pusat alam semesta. Oleh karena demikian maka Galileo diadili pada tahun 1633. [9]
Sementara disisi lain, sebahagian saintis berasumsi bahwa metode ilmiah merupakan satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya dan dipahami. Penganut paham ini cenderung memaksakan otoritas sains ke bidang-bidang di luar sains. Sedangkan agama, bagi sebahagian kalangan saintis barat dianggap subyektif, tertutup dan sangat sulit berubah. Keyakinan terhadap agama juga tidak dapat diterima karena bukanlah data publik yang dapat diuji dengan percobaan dan kriteria sebagaimana halnya sains.[10]
Barbour menanggapi hal ini dengan argumen bahwa mereka keliru apabila melanggengkan dilema tentang keharusan memilih antara sains dan agama. Sains dapat memurnikan agama dari kekeliruan dan klenik, sedangkan agama dapat memurnikan sains dari keberhalaan dan keyakinan mutlak yang keliru. Dengan keduanya lah (Agama dan Sains) kita mendapatkan pandangan yang lebih luas dalam membangun keilmuan masa dewasa ini.[11]
Jelaslah bahwa pertentangan yang terjadi di dunia Barat sejak abad lalu sesungguhnya disebabkan oleh cara pandang yang keliru terhadap hakikat sains dan agama. Adalah tugas manusia untuk merubah argumentasi mereka, selama ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kembangkan itu bertentangan dengan agama. Sains dan agama mempengaruhi manusia dengan kemuliaan Sang Pencipta dan mempengaruhi perhatian manusia secara langsung pada kemegahan alam fisik ciptaan-Nya. Keduanya tidak saling bertolak belakang, karena keduanya merupakan ungkapan kebenaran. 

2.      Independensi
Satu cara untuk menghindari konflik antara sains dan agama adalah dengan memisahkan dua bidang itu dalam kawasan yang berbeda. Agama dansains dianggap mempunyai kebenaran sendiri-sendiri yang terpisah satu sama lain, sehingga bisa hidup berdampingan dengan damai. Pemisahan wilayah ini tidak hanya dimotivasi oleh kehendak untuk menghindari konflik yang menurut mereka tidak perlu, tetapi juga didorong oleh keinginan untuk mengakui perbedaan karakter dari setiap era pemikiran ini. [12]
Pemisahan wilayah ini dapat berdasarkan masalah yang dikaji, domain yang dirujuk, dan metode yang digunakan. Mereka berpandangan bahwa sains berhubungan dengan fakta, dan agama mencakup nilai-nilai. Dua domain yang terpisah ini kemudian ditinjau dengan perbedaan bahasa dan fungsi masing-masing.[13]
Analisis bahasa menekankan bahwa bahasa ilmiah berfungsi untuk melalukan prediksi dan kontrol. Sains hanya mengeksplorasi masalah terbatas pada fenemona alam, tidak untuk melaksanakan fungsi selain itu. Sedangkan bahasa agama berfungsi memberikan seperangkat pedoman, menawarkan jalan hidup dan mengarahkan pengalaman religius personal dengan praktek ritual dan tradisi keagamaan. Bagi kaum agamawan yang menganut pandangan independensi ini, menganggap bahwa Tuhanlah yang merupakan sumber-sumber nilai, baik alam nyata maupun gaib. Hanya agama yang dapat mengetahuinya melalui keimanan. Sedangkan sains hanya berhubungan dengan alam nyata saja. Walaupun interpretasi ini sedikit berbeda dengan kaum ilmuwan, akan tetapi pandangan independensi ini tetap menjamin kedamaian antara sains dan agama. Para saintis yang menganut pandangan independensi adalah seorang Biolog Stephen Joy Gould, Karl Bath, dan Langdon Gilkey.
Sebagaimana dikutip oleh Ian G. Barbour, Karl Bath dan pengikutnya, menyatakan beberapa hal tentang pandangan independensi, yakni menurut mereka tuhan adalah transendensi yang berbeda dari yang lain dan tidak dapat diketahui kecuali melalui penyingkapan diri. Keyakinan agama sepenuhnya bergantung pada kehendak Tuhan, bukan atas penemuan manusia sebagaimana halnya sains. Saintis bebas menjalankan aktivitas mereka tanpa keterlibatan unsur teologi., demikian pula sebaliknya, karena metode dan pokok persoalan keduanya berbeda. Sains dibangun atas pengamatan dan penalaran manusia sedangkan teologi berdasarkan wahyu Ilahi.[14]
Ian G. Barbour berkomentar bahwa “jika sains dan agama benar-benar independen, kemungkinan terjadinya konflik bisa dihindari, tetapi hal tersebut juga berefek pada memupus kemungkinan terjadinya dialog konstruktif dan pengayaan di antara keduanya. Kita menghayati kehidupan bukan sebagai bagian-bagian yang saling lepas. Melainkan kita merasakan hidup sebagai keutuhan dan saling terkait meskipun kita membangun berbagai disiplin untuk mempelajari aspek-aspeknya yang berbeda.”[15]

3.      Dialog
Pandangan ini menawarkan hubungan antara sains dan agama dengan interaksi yang lebih konstruktif daripada pandangan konflik dan independensi. Diakui bahwa antara sains dan agama terdapat kesamaan yang bisa didialogkan, bahkan bisa saling mendukung satu sama lain. Dialog yang dilakukan dalam membandingkan sains dan agama adalah menekankan kemiripan dalam prediksi metode dan konsep. Salah satu bentuk dialognya adalah dengan membandingkan metode sains dan agama yang dapat menunjukkan kesamaan dan perbedaan.[16]
Ian G. Barbour memberikan contoh masalah yang didialogkan ini dengan digunakannya model-model konseptual dan analogi-analogi ketika menjelaskan hal-hal yang tidak bisa diamati secara langsung. Dialog juga bisa dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu pengetahuan yang mencapai tapal batas. Seperti: mengapa alam semesta ini ada dalam keteraturan yang dapat dimengerti? dan sebagainya. Ilmuwan dan teolog dapat menjadi mitra dialog dalam menjelaskan fenomena tersebut dengan tetap menghormati integritas masing-masing.[17]
Penganut pandangan dialog ini berpendapat bahwa agama dan sains jelas berbeda secara logis dan linguistik, tetapi dia tahu bahwa dalam dunia nyata mereka tidak bisa dikotak-kotakkan dengan mutlak, sebagaimana diandaikan oleh pendekatatan indenpendensi. Bagaimanapun juga agama telah membantu membentuk sejarah sains, dan pada gilirannya kosmologi ilmiah pun telah mempengaruhi teologi.[18]

Dalam diskusi-diskusi filosofis dewasa ini tentang hakikat ilmu pengetahuan, cara-cara sains dan teologi hampir-hampir tidak begitu berbeda, secara tidak langsung hubungan sains dan agama tidak lagi dalam posisi konflik dan indenpendensi. Pada pendekatan dialog ini sains tidak lagi tampak sangat murni dan objektif sebagaimana biasanya, dan demikian pula teologi tidak tampak sangat tidak murni atau subjektif.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesejajaran konseptual maupun metodologis menawarkan kemungkinan interaksi antara sains dan agama secara dialogis dengan tetap mempertahankan integritas masing-masing.

4.      Integrasi
Pandangan ini melahirkan hubungan yang lebih bersahabat daripada pendekatan dialog dengan mencari titik temu di antara sains dan agama. Sains dan doktrin-doktrin keagamaan, sama-sama dianggap valid dan menjadi sumber koheren dalam pandangan dunia. Bahkan pemahaman tentang dunia yang diperoleh melalui sains diharapkan dapat memperkaya pemahaman keagamaan bagi manusia yang beriman.
Ada tiga versi berbeda dalam integrasi, yaitu:
a.       Natural Theology, mengklaim bahwa eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari bukti tentang desain alam, yang dengan keajaiban struktur alam membuat kita semakin menyadari bahwa alam ini adalah karya Allah Swt. semata.
b.      Theology Of Nature, berangkat dari tradisi keagamaan berdasarkan pengalaman keagamaan dan wahyu historis. Theology of Nature tidak berangkat dari sains sebagaimana natural theology, Dalam theology  of nature, ia berpendapat bahwa sumber utama teologi terletak di luar sains, tetapi ia juga berpendapat bahwa beberapa doktrin tradisional harus dirumuskan ulang dalam sinaran sains terkini. Karena secara khusus, doktrin tentang penciptaan dan sifat dasar manusia dipengaruhi oleh temuan-temuan sains.
c.       Sintesis Sistematis. Integrasi yang lebih sistematis dapat dilakukan jika sains dan agama memberikan kontribusi kea rah pandangan  dunia yang lebih koheren yang dielaborasi dalam kerangka metafisika yang komprehensif. [19]
Mencermati pandangan integrasi Sains dan agama akan memberikan wawasan yang lebih besar mencakup sains dan agama sehingga dapat bekerja sama secara aktif. Bahkan sains dapat meningkatkan keyakinan umat beragama dengan memberi bukti ilmiah atas wahyu atau pengalaman mistis. Sebagai contohnya adalah Maurice Bucaille yang melukiskan tentang kesejajaran deskripsi ilmiah modern tentang alam dengan deskripsi Al Qur’an tentang hal yang sama. Kesejajaran inilah yang dianggap memberikan dukungan obyektif ilmiah pada pengalaman subyektif keagamaan. Pengakuan keabsahan klaim sains maupun agama ini atas dasar kesamaan keduanya dalam memberikan pengetahuan atau deskripsi tentang alam.
Pemahaman yang diperoleh melalui sains sebagai salah satu sumber pengetahuan, menyatakan keharmonisan koordinasi penciptaan sebagai desain cerdas Ilahi. Seperti halnya ketika memperhatikan bagian-bagian tubuh manusia dengan strukturnya yang tersusun secara kompleks dan terkoordinasi untuk tujuan tertentu. Meskipun Darwin melawan pandangan itu dalam teori evolusi yang mengangggap bahwa koordinasi dan detail-detail struktur organisme itu terbentuk karena seleksi alam dan variasi acak dalam proses adaptasi, namun dia sendiri mengakui argumen desain Ilahi, akan tetapi dalam anggapan sebagai penentu dari hukum-hukum proses evolusi itu yang membuka kemungkinan variasi detail organisme tersebut.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam hubungan integrasi ini. Pendekatan pertama, berangkat dari data ilmiah yang menawarkan bukti konsklusif bagi keyakinan agama, untuk memperoleh kesepakatan dan kesadaran akan eksistensi Tuhan. Pendekatan kedua, yaitu dengan menelaah ulang doktrin-doktrin agama dalam relevansinya dengan teori-teori ilmiah, atau dengan kata lain, keyakinan agama diuji dengan kriteria tertentu dan dirumuskan ulang sesuai dengan penemuan sains terkini. Lalu pemikiran sains keagamaan ditafsirkan dengan filasafat proses dalam kerangka konseptual yang sama.[20]



D.    METODE MENDAMAIKAN ANTARA ISLAM DENGAN SAINS MODERN
Untuk menemukan konsep perdamaian antara Islam dan sains modern, kita perlu memandang hubungannya dari perspektif konsep Islam tentang alam dipandang secara keseluruhan dan dalam matriksnya tersendiri, sebagaimana didefenisikan Alquran. Ini tidaklah mudah karena begitu kita membawa nas wahyu ke dalam wacana kontemporer, akan segera muncul sikap-sikap yang keras dan pintu-pintu perdamaian akan tertutup.
Wacana sains dan agama di Barat dijelaskan dan terangkan dalam kerangka teologi dan sains, sekurang-kurangnya tidak dalam arus utamanya. Namun hambatan terbesarnya barangkali adanya pendapat yang menyejajarkan pandangan Islam dan pandangan fundamentalis kristenan di Barat yang meletakkan al Kitab sebagai imbangan dalam wacana hubungan sains dan agama sehingga pandangan tersebut tidak disukai di dunia akademis. Namun dengan tetap menyadari hambatan ini, kita harus berpikir tentang wacana Islam dan sains yang berakar secara murni dalam Alquran.[21]
Selanjutnya, wacana Islam dan sains juga tidak dapat mencapai kemurniannya tanpa merujuk kembali keoada tradisi saintifik Islam. Misalnya mempertanyakan apa yang Islami dalam sains Islam? Bagamana tradsi saintifik Islam berakar dalam pandangan dunia Alquran, dan apa yang terjadi dengan tradisi tersebut? Dan yang paling penting menjadi perhatian juga adalah epitomologis mengenai status Alquran dalam kaitannya dengan sains modern dan hakikat serta makna “ayat-ayat saintifik” dalam Alquran. Begitu juga tentang konsep-konsep kosmos di dalam Alquran, hakikat perbuatan Tuhan, serta hubungan Tuhan dengan makhluk sebagaimana yang didefenisikan oleh Alquran. Semua hal tersebut tidak bisa diabaikan dalam wacana tentang Islam dan Sains. Tentunya dengan mempertimbangkan itu akan memberikan tilikan tajam mengenai terbentuknya struktur dasar sains modern dan kaitan antara struktur filosofis yang mendasarinya dan pandangan dunia Islam. Hanya dengan demikian itulah kita bisa membangun model-model dan metodologi-metodologi bagi wacana Islam dan sains.[22]
Selain daripada beberapa persoalan di atas, ada banyak persoalan lain yang perlu dijelajahi. Persoalan-persoalan tersebut  mencakup seluruh isu yang berkaitan dengan etika dan syari’at dalam kaitannya dengan cabang-cabang tertentu dari sains modern seperti bioteknologi dan genetika. 



BEBERAPA ILMUAN ISLAM YANG TERLUPAKAN
·         Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes
di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.


·         Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham
(Basra,965 – Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics,Optics, Mathematics.


Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia. Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya.

·         Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi

Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri. Al Khindi ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno.

Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.

·         Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani

Adalah cendekiawan besar abad ke-12 dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah murid dari Maslamah Al-Majriti. Ia mempelajari dan berkarya di bidang bidang geometri dan logika. Menurut muridnya Al-Husain bin Muhammad Al-Husain bin Hayy Al-Tajibi, “tak ada yang sepandai Al-Kirmani dalam memahami geometri atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya yang tersulit, dan dalam mempertunjukkan seluruh bagian dan bentuknya.” Ia lalu pindah ke Harran, Al-Jazirah (sekarang terletak di Turki). Disana ia mempelajari geometri dan kedokteran. Ia lalu kembali ke Al-Andalus dan tinggal di Sarqasta (Zaragoza). Ia diketahui menjalankan praktik bedah seperti amputasi dan kauterisasi.
·         Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi

Adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad Pertengahan. Dia lahir di Madinatuz Zahra’, 936 – 1013 yang dikenal di Barat sebagai Abulcasis. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid. Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama “El Zahrawi”. Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah. Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk di antaranya tentang gigi dan kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada abad ke-12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini menjadi sumber utama dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa. Bidang lain: Surgery, Medicine.
·   Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-Maturidi al-Hanafi atau Abu Mansyur Almaturiddi
Adalah seorang cendekiawan muslim dan ahli di bidang ilmu kalam. Maturidi dilahirkan di Maturid, dekat Samarqand. Di bidang ilmu agama, beliau berguru pada Abu Nasr al-`Ayadi and Abu Bakr Ahmad al-Jawzajani. Ia banyak menulis tentang Mu’tazilah, Qarmati, dan Syiah.
·         Ibnu Rushd atau nama lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad
Adalah ahli falsafah, perubatan, matematik, teologi, ahli fikah mazhab Maliki, astronomi, geografi dan sains. Rushd lahir 1126 dan meninggal dunia 1198. Dilahirkan di Sepanyol dan meninggal dunia di Maghribi, beliau adalah ahli falsafah yang paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah Islam. Pengaruhnya bukan sahaja berkembang luas didunia Islam, tetapi juga di kalangan masyarakat di Eropah. Di Barat, beliau dikenal sebagai Averroes dan bapa kepada fahaman sekularisme.
·         Abu Raihan Al-Biruni

Merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur. Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma’mun Khawarazmshah. Dia lahir 15 September 973 dan meninggal 13 Desember 1048. Bidang lain: Astronomy, Mathematics, determined Earth’s circumference
·         Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (780 – 850)
Adalah seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi dari Iran. Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa algebra. Orang Eropa menyebutnya dengan AlGorisma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu hitung. Mengapa ? Karena dia adalah seorang muslim yang pertama-tama dan ternama dalam ilmu Matematika dan ilmu hitung. Bukunya yang terkenal berjudul Al-jabar Wal Muqobalah, kemudian buku tersebut disalin oleh orang-orang barat dan sampai sekarang ilmu itu kita kenal dengan nama Al-Jabar. 

·         Abu Nasir Al-Farabi

Orang barat menyebutnya dengan ALFARABIUS. Ia hidup tahun antara tahun 870-900 Masehi dan merupakan tokoh Islam yang pertama dalam bidang Logika. Al Farabi juga mengembangkan dan mempelajari ilmu Fisika, Matematika, Etika, Filosofi, Politik, dan sebagainya. Bidang lain: Sociology, Logic, Philosophy, Political Science, Music.
·   Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani (Buzhgan, Nishapur, Iran, 940 – 997 / 998)
Adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
·         Abul Qasim Maslamah bin Ahmad Al-Majriti

Adalah seorang astronom, alkimiawan, matematikawan, dan ulama Arab Islam dari Al-Andalus (Spanyol yang dikuasai Islam). Abdul Qasim lahir di Madrid dan meninggal 1008 atau 1007 M).Ia juga ikut serta dalam penerjemahan Planispherium karya Ptolemeus, memperbaiki terjemahan Almagest, memperbaiki tabel astronomi dari Al-Khwarizmi, menyusun tabel konversi kalender Persia ke kalender Hijriah, serta mempelopori teknik-teknik geodesi dan triangulasi. Ia juga ditulis sebagai salah satu penulis Ensiklopedia Ikhwan As-Shafa, tapi kecil kemungkinan bahwa ia benar-benar salah satu penulisnya.

·         Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina atau dikenal dengan nama Avicenna
Hidup antara tahun 986-1037 M. Seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais. Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu, bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy.


·         Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi

Merupakan salah seorang pakar sains Islam yang hidup di Sicily. Sumbangan utama tokoh ini ialah menghasilkan peta bebola perak seberat 400 paun untuk Raja Roger II, lengkap dengan membahagikan dunia kepada 7 iklim, laluan perdagangan, teluk, tasik, sungai, bandar-bandar besar, bukit dan lembah serta gunung-ganang. Al Idrisi lahir 1099 Masihi di Ceuta, Sepanyol dan meninggal pada 1166 Masihi. Beliau juga mencatatkan jarak dan ketinggian sesuatu tempat dengan tepat. Tokoh Geografi kurun ke-12 ini kemudiannya menghasilkan buku Nuzhah al Musytaq fi Ishtiraq al Afaq (Kenikmatan pada Keinginan Untuk Menjelajah Negeri-negeri) atau Roger’s Book iaitu sebuah ensiklopedia geografi yang mengandungi peta dan informasi tentang negara Eropah, Afrika dan Asia. Buku ini mencatatkan perihal masyarakat, budaya, kerajaan dan cuaca negara-negara yang terdapat di dalam petanya. Beliau turut menggunakan semula garisan lintang dan garisan bujur yang diperkenalkan sebelumnya dalam peta yang dihasilkan. Beberapa abad lamanya, Eropah menggunakan peta Al Idrisi dan turut menggunakan hasil kerja ilmuwan ini ialah Christopher Columbus.


E.     PENUTUP
Agama dan sains dalam pentas kehidupan manusia adalah dua entitas yang berbeda sebagai sumber pengetahuan dan sumber nilai bagi kehidupan manusia. Kendati dalam kerangka filosofis keduanya berbeda, tetapi dalam konteks historis pernah dilakukan upaya-upaya konsolidatif, baik dalam  bentuk kontraproduktif maupun dalam bentuk mutualistik untuk mempertemukan keduanya.
Banyak persoalan-persoalan fundamental dan juga yang berkaitan dengan etika dan syari’at yang harus menjadi perhatian penting bagi para ilmuan dalam membangun model-model dan metodologi-metodologi bagi wacana Islam dan sains.
Upaya konsolidatif ini dilakukan agar diantara keduanya tidak menjadi instrumen dan medium percekcokan dan sumber konflik bagi kehidupan manusia, tetapi sebaliknya diupayakan menjadi sumber inspirasi untuk meningkatkan kearifan dan kesadaran dinamis dalam diri manusia dalam hubungannya dengan alam (makrokosmos) dan dalam hubungannya dengan sesama manusia (mikrokosmos) dan dalam hubungannya dengan yang Ilahi (transcendental). Dengan demikian, baik agama maupun sains sama-sama mengabdi untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran manusia.


















DAFTAR PUSTAKA


Bakar, Osman, Tauhid dan Sains, Esai-Esain Tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam, Penerjamah: Yuliani Liputo, Bandung: Pustaka Hidayah, 1995.
Barbour, Ian G., Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, Bandung: Mizan, 2002.
Buccaile, Maurice, Bible, Qur’an dan Sains Modern, terj; H.M. Rasjidi, Jakarta: Bulan Bintang, 1999.
Haught, John F., Perjumpaan Sains dan Agama; dari Konflik ke Dialog, Bandung: Mizan, 2004.
Masruri, Hadi & H. Imron Rossidy, Filsafat Sains dalam Alquran: Melacak Kerangka Dasar Integrasi Ilmu dan Agama,  Malang: UIN-Malang Press, 2007.
Mulkhan, Abdul Munir, Kesalehan Multikultural: Ber-Islam Secara Autentik-Kontekstual di Aras Peradaban Global, Jakarta: PSAP, 2005.
Nugroho, Wahyu, Teologi Kristen dalam Konteks Sains; Kajian Kritis atas Gagasan Arthur Peacocke”, dalam Journal of Religion Issues, I:01, 2003.
Peters, Ted, dkk ed., Tuhan, Alam, Manusia; Perspektif Sains dan Agama, Penerj. Ahsin Muhammad, dkk, Bandung: Mizan, 2006.




                [1] Pengantar Dr. Mohsen Miri dalam buku John F. Haught, Perjumpaan Sains dan Agama; dari Konflik ke Dialog, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. ix.
                [2] Maurice Buccaile, Bible, Qur’an dan Sains Modern, terj; H.M. Rasjidi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1999), hlm. 10.
                [3] Abdul Munir Mulkhan, Kesalehan Multikultural: Ber-Islam Secara Autentik-Kontekstual di Aras Peradaban Global, (Jakarta: PSAP, 2005), hlm. 173.
                [4] Osman Bakar, Tauhid dan Sains, Esai-Esain Tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam, Penerjamah: Yuliani Liputo, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1995), hlm. 21.
                [5] Hadi Masruri & H. Imron Rossidy, Filsafat Sains dalam Alquran: Melacak Kerangka Dasar Integrasi Ilmu dan Agama, ( Malang: UIN-Malang Press, 2007), hlm. 123.
                [6] Wahyu Nugroho, Teologi Kristen dalam Konteks Sains; Kajian Kritis atas Gagasan Arthur Peacocke”, dalam Journal of Religion Issues, I:01, (2003)., hlm. 23-43.
                [7] Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 54.
                [8] John F. Haught, Perjumpaan Sains dan Agama; dari Konflik ke Dialog, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 2.
                [9] John F. Haught, Perjumpaan Sains dan Agama; dari Konflik ke Dialog, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 3.
                [10] Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 55-56.
                [11] Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 65.
                [12] John F. Haught, Perjumpaan Sains dan Agama; dari Konflik ke Dialog, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 9.
                [13] John F. Haught, Perjumpaan Sains dan Agama; dari Konflik ke Dialog, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 13.
                [14] Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 66.
                [15] Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 74.
                [16] Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 74.
                [17] John F. Haught, Perjumpaan Sains dan Agama; dari Konflik ke Dialog, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 17.
                [18] John F. Haught, Perjumpaan Sains dan Agama; dari Konflik ke Dialog, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 18.
                [19] Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, (Bandung: Mizan, 2002), hlm.83-94.
                [20] Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Antara Sains dan Agama, Terj. E.R. Muhammad, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 42-44.
                [21] Ted Peters, dkk (ed.), Tuhan, Alam, Manusia; Perspektif Sains dan Agama, Penerj. Ahsin Muhammad, dkk, (Bandung: Mizan, 2006), hlm. 59.
                [22] Ted Peters, dkk (ed.), Tuhan, Alam, Manusia; Perspektif Sains dan Agama, Penerj. Ahsin Muhammad, dkk, (Bandung: Mizan, 2006), hlm. 60.




Created By :

*dari kiri ke kanan lanjut ke bawah dari kiri ke kanan juga*
Desie Yulita              09023032
Rakhmadhan Niah           09023033
Fitriani Kartika Sari     09023034
Yuliana Triarini Khusniah 09023036
Emelda                    09023039
Novia Ariani              09023040
*dari kiri ke kanan*
Ardian Setyo Nugroho 09023035
Ahmad Amarelhaq      09023037


Sekian dan semoga bermanfaat :)