Sabtu, 17 Desember 2011

Taksonomi Kumis Kucing


Kumis Kucing
Nama Umum    : Kumis Kucing
Nama simplisia  : Orthosiphi herba (herba kumis kucing)

Nama daerah
Sumatera (Melayu)        : Kumis kucing, giri-giri marah
Jawa                            : Remujang, Remujung, Kutun, Mamam, Bunga laba-laba
Sunda                           : Kumis kucing, jokot, singkir
Madura                         : Sesalaseyan, songkot koceng

Nama asing
Inggris              : Java tea, kidney tea plant
Prancis             : The de Java
Belanda            : Katessnor
Cina                 : Maoxu cao
Philipina            : Balbas pusa, Kabling gubal
Thailand            : Yaanuat maeo
Vietnam            : R{aa]u m[ef]o
Laos                 : Hnwad meew

KLASIFIKASI
Divisi                :  Spermatophyta
Subdivisi           :  Angiospermae
Kelas                :  Dicotyledonae
Subkelas           :  Sympetable
Ordo                 :  Tubiflorae
Famili               :  Labitae (Lamiaceae)
Genus               :  Orthosiphon
Spesies                         :  Orthosiphon aristatus Mig
O. staminues Benth
O. grandiflorus Bold
O. petiolaris
O. spicatus Backer
O. spiralis Marril
O. tementosus var glabratus
O. thymiflorus


MORFOLOGI
Batang
Batang bersegi empat agak beralur, berbulu pendek atau gundul, berwarna hijau keunguan dan berdiameter sekitar 1,5 cm, bercabang-cabang dan pada ruas-ruas batang bagian bawah keluar akar, tinggi tanaman sampai 2 m.
Akar
Berakar tunggang, bentuk bulat,  berkayu dan bercabang-cabang, ujung percabangan ukurannya semakin mengecil, berwarna putih kekuningan, panjangnya bisa mencapai lebih dari 25 cm.
Daun
Daun berbentuk bulat telur, lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian ujungnya berwarna hijau,  panjang < 10 cm dan lebar 3 – 5 cm. Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar minyak atsiri yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm. Tangkai berbentuk bulat, berwarna ungu kehijauan, atau hijau tergantung varietas. Posisi daun pada batang berhadapan dan selang-seling, tulang daun bercabang-cabang.
Bunga
Bunga dibagi 2 yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk.
·         Bunga tunggal berbentuk bibir, mahkota berwarna putih atau putih keunguan. Bagian atas mahkota ditutupi rambut pendek berwarna putih keunguan. Ujung helai bunga berbentuk tumpul dan bundar. Benang sari mencuat keluar menyerupai kumis kucing, karena itu dikenal dengan nama kumis kucing.
·         Bunga majemuk keluar dari ujung percabangan, berwarna putih atau putih keunguan, panjang sekitar 7 – 29 cm dan ditutupi oleh rambut dengan panjang 1 – 6 mm, kelopak bunga berurat, pangkalnya berambut pendek dan jarang sedangkan di bagian teratas gundul.
Biji
Biji kumis kucing yang masih muda berwarna putih kehitaman dan biji yang sudah tua berwarna cokelat kehitaman. Bentuk biji bulat lonjong, berukuran sekitar 1 mm.

KANDUNGAN KIMIA:
Orthosiphon glikosida, zat samak (tannin), minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol, ortosifonida & flavon (sinansetin, cupatorin, scutellarein, tetra-metil eter, salvigenin, rhamnazin).
Kandungan Saponin & Tannin pada daun bisa juga mengobati keputihan.
Kandungan Ortosifonin & garam Kalium (terutama pada daunnya) adalah: komponen utama yang membantu larutnya asam urat, fosfat & oksalat dalam tubuh manusia (terutama dalam kandung kemih, empedu maupun ginjal) sehingga dapat mencegah endapan batu ginjal

MANFAAT TANAMAN
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untuk anti-inflammatory (anti radang) seperti pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.
Cara Pemakaian:
1. Nephritis, edema (bengkak)
   O. aristatus (kumis kucing) 30 gr, Planto asiatica (daun urat) 30 gr, Hedyotis diffusa (rumput lidah ular) 30 gr. Semuanya direbus.

2. Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit (anyang-anyangan)
   O. aritatus, Phyllanthus urinaria (meniran), Commelina communis, masing-masing 30 gr. Direbus.

3. Batu ginjal
    Cara I: 25 g daun kumis kucing, 25 g daun ngokilo, 25 g daun meniran dengan akarnya, 25 g daun keji beling, dicuci. Rebus dengan 4 gelas air sampai mendidih. Minum semua air rebusan itu dalam sehari.
    Cara II: 3 genggam daun kumis kucing, 5 helai daun keji beling dicuci, rebus dengan 2 gelas air. Minum airnya 2x sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air rebusan jagung muda, 1 x sehari.
4. Rematik
    Sesendok kecil daun kumis kucing yang dilumatkan, 1 sendok makan daun meniran yang sudah dilumatkan juga, direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal 3/4. Saring. Lalu diminum.

5. Sakit pinggang
    7 helai daun dan 2 potong akar kumis kucing dicuci. Rebus dengan 1 gelas air. Biarkan satu malam, baru diminum.

6. Radang ginjal
    40 helai bunga dan daun kumis kucing, 3 belimbing wuluh tua dicuci, dihaluskan. Seduh dengan 2 gelas air. Minum 3x sehari. Lakukan selama 1 minggu.

7. Masuk angin
    1 sendok daun kumis kucing dan direbus dengan segelas air sampai air tinggal setengah. Diminum sekaligus.

8. Demam
   100 g akar kumis kucing dicuci, rebus dengan 3 gelas air. Setelah mendidih, saring, dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 1 gelas sehari.

TEMPAT TUMBUH
Tanaman kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia. Hingga saat ini, sentra penanaman kumis kucing banyak terdapat di Pulau Jawa. Baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.
  •  Iklim

Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun.
Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun.
Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang (280C - 340C).

  • Media Tanam
Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik.
Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.
Tekstrur tanah: lempung berpasir dengan drainase baik. Kedalaman air tanah diatas 70 cm dari permukaan tanah. Kedalaman perakaran: 30 cm - 60 cm dari permukaan tanah. Tingkat kemasaman (pH) 5 - 7 7.
Ketinggian Tempat : Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl 

PANEN
Ciri dan Umur Panen : Tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50 cm. Panen pertama jangan sampai terlambat karena akan mempengaruhi produksi

Cara Panen : Daun dipanen dengan cara memetik pucuk bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya sampai helai ke 10.

Periode Panen : Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat panen yang tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh bunga. Karena yang dimanfaatkan adalah daunnya maka bunga yang tumbuh sebaiknya dirompes untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan daun pada panen berikutnya.

Perkiraan Hasil Panen : Tanaman yang sehat dan terpelihara menghasilkan rimpang segar sebanyak Dengan pemeliharaan yang intensif, akan dihasilkan daun basah 6-9 ton/ha yang setara dengan 1-2 ton/ha daun kering

Tidak ada komentar:

Posting Komentar