Kumis Kucing
Nama Umum : Kumis
Kucing
Nama simplisia :
Orthosiphi herba (herba kumis kucing)
Nama daerah
Sumatera (Melayu) : Kumis kucing, giri-giri marah
Jawa :
Remujang, Remujung, Kutun, Mamam, Bunga laba-laba
Sunda :
Kumis kucing, jokot, singkir
Madura :
Sesalaseyan, songkot koceng
Nama asing
Inggris :
Java tea, kidney tea plant
Prancis :
The de Java
Belanda :
Katessnor
Cina :
Maoxu cao
Philipina :
Balbas pusa, Kabling gubal
KLASIFIKASI
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Subkelas : Sympetable
Ordo :
Tubiflorae
Famili : Labitae
(Lamiaceae)
Genus :
Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon
aristatus Mig
O.
staminues Benth
O.
grandiflorus Bold
O.
petiolaris
O.
spicatus Backer
O.
spiralis Marril
O. tementosus var glabratus
O. thymiflorus
MORFOLOGI
Batang
Batang bersegi empat agak beralur, berbulu pendek atau
gundul, berwarna hijau keunguan dan berdiameter sekitar 1,5 cm,
bercabang-cabang dan pada ruas-ruas batang bagian bawah keluar akar, tinggi
tanaman sampai 2 m.
Akar
Berakar tunggang, bentuk bulat, berkayu dan
bercabang-cabang, ujung percabangan ukurannya semakin mengecil, berwarna putih
kekuningan, panjangnya bisa mencapai lebih dari 25 cm.
Daun
Daun berbentuk bulat telur, lonjong, lanset, lancip atau
tumpul pada bagian ujungnya berwarna hijau, panjang < 10 cm dan lebar
3 – 5 cm. Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua
permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar minyak atsiri yang jumlahnya
sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm. Tangkai berbentuk bulat, berwarna
ungu kehijauan, atau hijau tergantung varietas. Posisi daun pada batang
berhadapan dan selang-seling, tulang daun bercabang-cabang.
Bunga
Bunga dibagi 2 yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk.
·
Bunga tunggal
berbentuk bibir, mahkota berwarna putih atau putih keunguan. Bagian atas
mahkota ditutupi rambut pendek berwarna putih keunguan. Ujung helai bunga
berbentuk tumpul dan bundar. Benang sari mencuat keluar menyerupai kumis
kucing, karena itu dikenal dengan nama kumis kucing.
·
Bunga majemuk
keluar dari ujung percabangan, berwarna putih atau putih keunguan, panjang
sekitar 7 – 29 cm dan ditutupi oleh rambut dengan panjang 1 – 6 mm, kelopak
bunga berurat, pangkalnya berambut pendek dan jarang sedangkan di bagian teratas
gundul.
Biji
Biji kumis kucing yang masih muda berwarna putih
kehitaman dan biji yang sudah tua berwarna cokelat kehitaman. Bentuk biji bulat
lonjong, berukuran sekitar 1 mm.
KANDUNGAN
KIMIA:
Orthosiphon
glikosida, zat samak (tannin), minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin,
garam kalium, myoinositol, ortosifonida & flavon (sinansetin, cupatorin,
scutellarein, tetra-metil eter, salvigenin, rhamnazin).
Kandungan
Saponin & Tannin pada daun bisa juga mengobati keputihan.
Kandungan Ortosifonin & garam Kalium (terutama pada daunnya) adalah: komponen utama yang membantu larutnya asam urat, fosfat & oksalat dalam tubuh manusia (terutama dalam kandung kemih, empedu maupun ginjal) sehingga dapat mencegah endapan batu ginjal
Kandungan Ortosifonin & garam Kalium (terutama pada daunnya) adalah: komponen utama yang membantu larutnya asam urat, fosfat & oksalat dalam tubuh manusia (terutama dalam kandung kemih, empedu maupun ginjal) sehingga dapat mencegah endapan batu ginjal
MANFAAT TANAMAN
Daun kumis kucing basah maupun kering
digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai
(simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik)
sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing
sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan
sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untuk anti-inflammatory
(anti radang) seperti pengobatan
radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.
Cara Pemakaian:
1. Nephritis, edema (bengkak)
O. aristatus (kumis kucing) 30 gr, Planto asiatica (daun urat) 30 gr, Hedyotis diffusa (rumput lidah ular) 30 gr. Semuanya direbus.
2. Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit (anyang-anyangan)
O. aritatus, Phyllanthus urinaria (meniran), Commelina communis, masing-masing 30 gr. Direbus.
3. Batu ginjal
Cara I: 25 g daun kumis kucing, 25 g daun ngokilo, 25 g daun meniran dengan akarnya, 25 g daun keji beling, dicuci. Rebus dengan 4 gelas air sampai mendidih. Minum semua air rebusan itu dalam sehari.
Cara II: 3 genggam daun kumis kucing, 5 helai daun keji beling dicuci, rebus dengan 2 gelas air. Minum airnya 2x sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air rebusan jagung muda, 1 x sehari.
3. Batu ginjal
Cara I: 25 g daun kumis kucing, 25 g daun ngokilo, 25 g daun meniran dengan akarnya, 25 g daun keji beling, dicuci. Rebus dengan 4 gelas air sampai mendidih. Minum semua air rebusan itu dalam sehari.
Cara II: 3 genggam daun kumis kucing, 5 helai daun keji beling dicuci, rebus dengan 2 gelas air. Minum airnya 2x sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air rebusan jagung muda, 1 x sehari.
4. Rematik
Sesendok kecil daun kumis kucing yang dilumatkan, 1 sendok makan daun meniran yang sudah dilumatkan juga, direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal 3/4. Saring. Lalu diminum.
5. Sakit pinggang
7 helai daun dan 2 potong akar kumis kucing dicuci. Rebus dengan 1 gelas air. Biarkan satu malam, baru diminum.
Sesendok kecil daun kumis kucing yang dilumatkan, 1 sendok makan daun meniran yang sudah dilumatkan juga, direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal 3/4. Saring. Lalu diminum.
5. Sakit pinggang
7 helai daun dan 2 potong akar kumis kucing dicuci. Rebus dengan 1 gelas air. Biarkan satu malam, baru diminum.
6. Radang ginjal
40 helai bunga dan daun kumis kucing, 3 belimbing wuluh tua dicuci, dihaluskan. Seduh dengan 2 gelas air. Minum 3x sehari. Lakukan selama 1 minggu.
7. Masuk angin
1 sendok daun kumis kucing dan direbus dengan segelas air sampai air tinggal setengah. Diminum sekaligus.
8. Demam
100 g akar kumis kucing dicuci, rebus dengan 3 gelas air. Setelah mendidih, saring, dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 1 gelas sehari.
TEMPAT TUMBUH
Tanaman kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis,
kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia . Hingga saat ini, sentra
penanaman kumis kucing banyak terdapat di Pulau Jawa. Baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi.
- Iklim
Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun.
Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun.
Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang (280C - 340C).
- Media Tanam
Tanah Andosol dan Latosol sangat
baik untuk budidaya kumis kucing.
Tekstrur
tanah: lempung berpasir dengan drainase baik. Kedalaman air tanah diatas
70 cm dari permukaan tanah. Kedalaman perakaran: 30 cm - 60 cm dari
permukaan tanah. Tingkat kemasaman (pH) 5 - 7
7.
Ketinggian Tempat : Ketinggian tempat optimum tanaman
kumis kucing 500 - 1.200 m dpl
PANEN
Ciri dan Umur Panen : Tanaman berumur 1 bulan setelah
tanam, tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50 cm. Panen
pertama jangan sampai terlambat karena akan mempengaruhi produksi
Cara Panen : Daun dipanen dengan cara memetik pucuk
bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya sampai helai
ke 10.
Periode Panen : Panen dilaksanakan dalam periode 2-3
minggu sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat panen yang
tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh bunga.
Karena yang dimanfaatkan adalah daunnya maka bunga yang tumbuh sebaiknya
dirompes untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan daun pada panen berikutnya.
Perkiraan Hasil Panen : Tanaman yang sehat dan
terpelihara menghasilkan rimpang segar sebanyak Dengan pemeliharaan yang
intensif, akan dihasilkan daun basah 6-9 ton/ha yang setara dengan 1-2 ton/ha
daun kering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar