Ada berbagai macam kasus pada pengobatan, bahkan pada yang kita anggap sepele pada awalnya. Seperti 2 kasus dibawah ini yang sudah dikaji oleh beberapa teman saya. Untuk lebih jelasnya silahkan dibaca
Enjoy reading :)
Kasus I
Bayi 8 bulan mengalami diare setelah diberi susu instan. Sebelumnya bayi hanya mendapatkan ASI, karena produk ASI menurun ditambah dengan susu instan. Diare dengan BAB cair, berlemak, tidak berlendir dan darah kadang disertai muntah. Bayi agak demam, tanpa ada batuk ataupun pilek. Kulit bayi agak keriput, dengan mata cowong dan merengek bila menangis. Bagaimana farmakoterapi terbaik pada bayi tersebut?
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja.
PATOFISIOLOGI DIARE
- Diare Sekresi : yaitu diare yang disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogendan apatogen; hiperperistaltik usus akibat bahan kimia atau makanan
- Diare osmotik, yaitu diare yang disebabkan oleh malabsorbsi makanan atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir
Berdasarkan kategorinya Patofisiologi diare
- Kehilangan air dan elektrolit sehingga timbul dehidarasi dengan gangguan elektrolit dan kesetimbangan asam basa.
- Gangguan gizi
- Gangguan ekologik dalam usus dan mekanisme ketahanan.
MANIFESTASI KLINIS
- BAB cair, berlemak, tanpa lendir atau darah
- Kadang disertai muntah
- Bayi agak demam tanpa batuk pilek
- Kulit bayi agak keriput
- Mata cowong menandakan dehidrasi berat
Penatalaksanaan dan standar terapi dan Farmakoterapi
- Diare dengan BAB cair -> butuh penggantian cairan dan elektrolit terutama -> kondisi dehidrasitujuan -> untuk rehidrasi dan maintanance / mengembalikan cairan & elektrolit yang hilang sampai diare berhenti
- makan yang banyak -> antisipasi kekurangan asupan gizi
Standar Terapi:
}Air susu ibu merupakan makanan bayi diteruskan, pemberian dengan cara menyusukan secara teratur.}Formula makanan padat untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein serta menghidari malabsorpsi
}Terapi rehidrasi
}Terapi zinc 20mg/hari
}Pemberian probiotik
}Pemberian air hangat secara teratur.
}Pemberian antibiotik pada diare yang disebabkan oleh bakteri. Pemilihan antibiotik disesuaikan dengan jenis bakteri yang menyebabkan diare.
}Pemberian antiemetic ondansentron.
BY:
Fithria Puruhita S 07023048
Zakia Ristiana 07023075
David Permana 08023071
Dyan Listyaning R 08023086
Rabiatul Jannah 08023251
KASUS II
Bp. M. 32 th, mengalami mual dan muntah 1 jam setelah mengkonsumsi minuman dalam kardus (kotak). Bermula dari rasa sakit pada perut bagian atas dan kemudian diakhiri dengan muntah. Tidak ada riwayat gangguan lambung. Penderita tidak mengalami diare. Kepala pusing dan badan terasa lemah.
Keracunan adalah suatu zat yang bisa masuk dalam jumlah tertentu , dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan/kematian. Reaksi kimia akan merusak jaringan tubuh, atau mengganggu fungsi tubuh. Harus dibedakan reaksi obat dalam tubuh ada yang memang diinginkan dan ada juga reaksi obat yang tidak diinginkan.
PATOFISIOLOGI KERACUNAN
Makanan yg terkontaminasi zat beracun sampai di lambung lambung mengadakan perlawanan sbg adaptasi pertahanan diri thd benda asing mual lambung berusaha membuang dg memuntahkannya dehidrasi & tubuh lemas kelenjar hipopisis anterior terangsang untuk mempertahankan homeostatis tubuh haus jika tidak teratasi akan pingsan bahkan terjadi kematianJalur masuknya racun
Racun yang masuk ke dalam tubuh dapat melalui 4 jalur, yakni:- Melalui Mulut
- Melalui Pernafasan
- Melalui Kontak Penyerapan (Kulit)
- Melalui Suntikan / Gigitan
a.Obat – obatan terutama obat tidur / penenang
(ex: luminal, magadon, valium)
b.Makanan / minuman yang terkontaminasi bakteri
c.Obat nyamuk, produk minyak bumi / obat serangga
d.Makanan / minuman yang mengandung alkohol
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN SECARA UMUM
Gejala dan tanda keracunan biasanya timbul sesuai jalur masuknya racun ke dalam tubuh, yakni:- Melalui pencernaan berakibat gangguan pada pencernaan
- Melalui jalan napas berakibat gangguan pernapasan
- Melalui kulit berakibat terjadi reaksi setempat gejala lanjutan tergantung sifat racun itu sendiri
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik secara umuma. Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan
b. Penurunan respon, gangguan status mental ( gelisah, ketakutan )
c. Gangguan pernapasan
d. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
e. Mual , muntah
f. Lemas, lumpuh, kesemutan
g. Pucat / sianosis
h. Kejang – kejang
i. Syok
j. Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu
Manifestasi klinik secara khusus
Based Jurnal:
Standard Treatment Guidelines (STG) and The National Essential Drug List for Tanzania (NEDLIT) (WHO; 1997)
POISONING
Maintain adequate respiration (clear airway) and circulation.
• Gastric wash out with 0.9 Sodium Chloride if poison ingested within 3-4 hours.
• Inactivate poison where specific antidote exist.
• Activated charcoal (upto 50 gm suspended in clean water) for adults.
For children 6-12 years 25 gm suspended in clean water.
For children 0-6 years 12.5 gm suspended in clean water.
If necessary give via G.I. tube.
• Induce emesis with Syrup Ipecacuanha.
Keracunan melalui mulut biasanya menimbulkan gejala khas, yakni :
1. Mual, muntah
2. Nyeri perut
3. Diare
4. Napas / mulut berbau
5. Suara parau, nyeri di saluran cerna ( mulut dan kerongkongan )
6. Luka bakar pada daerah mulut / sisa racun pada daerah perut
7. Produksi liur berlebihan, mulut seperti berbusa
Penatalaksanaan terapi
Non farmakologio Minum susu kental
Susu bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang tertelan. Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
o Minum air kelapa muda
o Minum air putih yang banyakFarmakologi
• Pemberian Norit (carbo adsorbent)
Karbon memiliki sifat sebagai penyerap / adsorbent dengan cara mengikat racun. Namun tidak semua racun dapat diserap oleh karbon, seperti material korosif, alkohol, kalium, besi, lithium. Pada kasus overdosis obat-obatan, karbon sangat bermanfaat sebagai pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun.
• Pemberian Oralit
Untuk menghindarkan kondisi pasien semakin melemah
Based Jurnal:
Standard Treatment Guidelines (STG) and The National Essential Drug List for Tanzania (NEDLIT) (WHO; 1997)
POISONING
Maintain adequate respiration (clear airway) and circulation.
• Gastric wash out with 0.9 Sodium Chloride if poison ingested within 3-4 hours.
• Inactivate poison where specific antidote exist.
• Activated charcoal (upto 50 gm suspended in clean water) for adults.
For children 6-12 years 25 gm suspended in clean water.
For children 0-6 years 12.5 gm suspended in clean water.
If necessary give via G.I. tube.
• Induce emesis with Syrup Ipecacuanha.
BY:
Dewi Winni Fauziah 09023001
Ririn Zakiyyah 09023002
Dianing Purwitasari 09023004
Syahrul Fath Thoriq 09023005
Dian Nugraheni 09023007
Zulfah Brilliani 09023082
Tidak ada komentar:
Posting Komentar