Selasa, 23 April 2013

Resensi Film Buah Hati Mama

Kalo dulu waktu SMF pernah dpet tugas resensi buku, sekarang dapet tugas buat resensi film. Untuk mata kuliah ISBD ini lumayan asyik, tugasnya disuruh liat film sih, haha.

Sebelum nge-resensi aku mau review dulu filmnya. Ini film yang bisa dibilang jadul, dimana tante Widyawati masih muda dan cantiiik banget. Dan di film ini juga banyak nilai nasionalis nya, of course karena disutradarai dan diperankan sendiri oleh (Alm.) Om Sophan Sophiaan. Film yang nggak cuma jadi tontonan dan hiburan tapi bisa dipetik pelajaran dari setiap jalan ceritanya.

Good Point nya di film ini adalah
  1. Menanamkan dan menghidupkan jiwa nasionalis bagi yang nonton. Walaupun emang agak aneh sih liat film dulu dibanding sekarang.
  2. Selain itu memberi gambaran pada kita supaya nggak bertindak gegabah dalam setiap tindakan.
  3. Mengajarkan kita untuk bersosialisasi dan berhubungan harmonis dengan tetangga yang sekarang sudah sangat berkurang.
Minus Point nya lebih ke teknik aja sih. Yah itu juga karena jaman dulu belum ada alat yang memadai.
  1. Gambarnya kurang jelas dan ketika di full screen malah agak pecah.
  2. Efek suara yang nggak stabil dan sedikit cempreng, dimana di awal film suaranya pelan ketika mau akhir film suaranya jadi keras.
  3. Juga cutting adegannya kurang pas. Jadi waktu disambung adegan selanjutnya keliatan banget jedanya.
  4. Adegan yang bikin geli dan agak weird itu ketika Eka (anak kedua mereka) sekarat dan berhalusinasi ato mimpi ato sejenisnya, dimana dalam mimpinya ada segerombol anak kecil di seberang jembatan yang manggil - manggil pake baju putih gombrong model Rama Aipama, sedangkan di seberang lainnya ada keluarganya pake baju model sama warna item. Menurutku yang warna item malah lebih mirip kostum pelahap mautnya Harry Potter. Dan ini bikin aku antiklimaks banget, udah sedih Eka sakit sampe sekarat malah ada adegan begituan yang sedikit geli -____-


Oke, sekarang waktunya resensi.




(Bingung nih yang mana cover film yang sebenernya)


Judul                                       : Buah Hati Mama
Durasi                                      : 1 jam 39 menit 31 detik
Genre                                      : Drama
Produser                                  : Deddy Armand, Johanna Syarief
Sutradara                                 : Sophan Sophiaan
Penulis naskah                         : Deddy Armand
Perusahaan film                       : Artisa Film
Negara & Tanggal Rilis           :  Indonesia
Klasifikasi                               : 17+
Bahasa                                    :  Bahasa Indonesia

Sinopsis Singkat        :
Hendrik Maulana beserta istri dan keluarganya kembali ke tanah air, dimana ia harus bekerja keras membiayai keluarganya.Namun benturan-benturan terus terjadi baik secara kultural, ekonomi maupun keluarga.

Sinopsis Lengkap      :
Sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah yang bernama Hendrik Maulana (Sophan Sophiaan), ibu keturunan Indo-Belanda yang bernama Nona (Widyawati), dan tiga orang anak yang bernama Indra Pratama, Eka Prakasa dan Putri Pratiwi. Mereka baru saja pindah dari negeri Belanda dan tinggal di suatu kampung di Jakarta. Hendrik sang suami selalu menanamkan cinta tanah air pada ketiga buah hatinya, sedangkan Nona selalu mencela apapun yang berkaitan dengan Indonesia dan menganggapnya tidak lebih baik dari kehidupannya di Belanda dulu. Nona merasa di negeri sekaya Indonesia ini tidak memberikan penghargaan yang layak pada suaminya. Benturan ekonomi dan kultural membuat Nona sedikit depresi, sampai apapun yang dilakukan Eka (anak keduanya) selalu dianggap salah.
Eka merasa tidak pernah benar dan selalu disalahkan dalam setiap keadaan, terutama oleh kedua orang tuanya. Sampai suatu hari, Eka bertemu dengan seorang penjual es lilin yang sebaya dengannya dan berjuang keras untuk memenuhi kebutuhannya sebatang kara, Eka terkesan dengan kegigihan anak itu. Puncak konfliknya adalah ketika TV berwarna yang baru dibeli pecah terkena bola, Eka dihukum oleh ibunya. Esok harinya Eka menghilang sampai berbulan-bulan lamanya. Selama kehilangan Eka, barulah Nona dan Hendrik sadar akan segala tindak gegabahnya kepada Eka. Ketika Eka ditemukan, ia sakit Tipes dan kritis. Dengan semangat hidup dan doa seluruh keluarganya, Eka pun sembuh, dan keluarga Hendrik kembali utuh.



Pemain :
·         Pemeran Utama           : Sophan Sophiaan (Sebagai  Hendrik Maulana), Widyawati (Sebagai  Nona)
·         Pemeran Pembantu      : Nyonyo Shabir (Sebagai  Eka)
·         Pemain                        : Ade Irawan, Dolly, Etty Sumiati, Puput Novel, Ryan Hidayat, Usbanda


Crew:
Tim Tata Kamera Penata Kamera                 : Ismaun
Tim Tata Artistik Penata Artistik                   : Nandy Monoarfa
Tim Pasca Produksi Penyunting Adegan       : Alex A. Hassan
Penata Musik                                               : Gatot Sudarto
Penata Suara                                                : E. Sambas
Penghargaan    :
Festival Film Indonesia. Surabaya, Indonesia. 1981. Pemeran Utama Wanita Terbaik (Piala Citra). Widyawati. Nominasi
Festival Film Indonesia. Surabaya, Indonesia. 1981. Fotografi Terbaik (Piala Citra). Ismaun. Nominasi


Untuk filmnya silahkan liat di sini

2 komentar:

  1. latar belakang dari film ini apa ?

    BalasHapus
  2. Saya nonton film ini pas masih kecil. Tahun 90an. Di rumah tetangga karena saat itu tv sangat jarang yg punya. Hari Minggu siang, karena saat itu film2 nasional sering diputar pas hari Minggu siang setelah film kartun. Jujur saja saya mewek tertahan saat nonton film ini, mau nangis tp malu banyak temen, dan saya yakin yg lainnya juga seperti itu. Film ini amat sangat bagus pada zamannya. Amat sangat bagus. Maka dari itu, jangan menarik kesimpulan film ini apalagi membanding2kan dengan film jaman skr.

    BalasHapus