KKN itu ibarat momok (bagi yang belum dan akan menjalaninya). Bahkan sekarang banyak universitas lain sedang menggalakkan penghapusan KKN. Beruntunglah kampusku masih ada KKN *serius*. KKN itu menakutkan aja sepertinya, ada suka, tapi banyak pula cerita duka dari senior. Dimana kita harus berbaur dengan masyarakat, survey lokasi, harus mikirin program kerja yang gimana caranya nggak bentrok sama temen lain, mikirin acara unggulan, nahan emosi saat nggak cocok sama temen satu tim. Beuhh, pokoknya rem to the pong alias repot.
Iya sih, itu nggak salah, aku juga merasakan itu. Seeeemuaaanya, no excuse. Tapi kalau kita memandang dari sudut yang berbeda, ini nggak cuma jadi cerita duka, tapi juga LIBURAN :)
Oke, cerita dimulai dari awal sebelum penerjunan.
Menunggu hasil seleksi siapa aja yang bakal lolos KKN Reguler itu lumayan memacu adrenalin lho. Takut kalau nggak lolos trus jadi mundur jadwal KKN nya, dan merusak planning kuliah selanjutnya juga. Ketika pembagian kelompok KKN diumumkan itu rasanya kayak bisul pecah, plooong. Aku tau pengumuman ini juga bukan karena buka web sih, tapi karena salah seorang temenku mengabarkan kalau kita satu tim. Didorong rasa penasaran, langsung buka web, dan ternyata disitu udah ada nama, nim, prodi plus nomer hp nya. Langsung deh aku SKSD sama mereka. Dan, dari balesan smsnya aku menyimpulkan kalo si A nyebelin, si B asik, si C jutek. Hmm, ternyata saya salah besar menilai mereka dari smsnya saja. Don't try this ya..
Nah, memasuki masa - masa pembekalan dan survey ini sudah mulai kelihatan sifatnya. Waktu pembekalan, aku kehilangan banyak hari minggu ku. Pembekalan pertama itu diisi kenalan and bikin struktur organisasi, dan jadilah saya menjabat Sekretaris 1. Alasannya klasik, karena selama pembekalan aku rajin nyatet, padahal itu kayak gerakan spontan aja sih, secara di farmasi kan dididik jadi kuli tinta -_____-. Pembekalan kedua kita bercerai berai sesuai 'jatah'nya, karena posisi sebagai sekretaris, maka saya dapat jatah tentang Reportase dan Penyusunan Proposal. Dan pembekalan terakhir adalah mengenai wilayah, di sini agak bete juga, soalnya nggak terjadwal secara rinci di web, udah gitu waktu taaruf dengan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) beliau nggak bisa dateng, hrrrrr banget rasanya.
Trus sekarang waktu survey. Sebenernya aku agak bete waktu survey, LPM agak pilih kasih. Mentang - mentang kita dapet kelompok terakhir, survey kita nggak terjadwal secara resmi di web. Jadilah kita yang mati - matian nyamain jadwal 27 kepala buat survey perdana. Dan disini DPL nggak bisa mendampingi(lagi), padahal seharusnya survey pertama itu sama DPL. Dan yang lebih ngebetein nya lagi adalah ketua unitku nggak bisa hadir gegara ngurus mutasi motor di kota asalnya. Isssshhh rasanyaaaa rawrrr banget. Alhasil, kita nginthil kelompok lain, harus terseok - seok tuk sampai di desa kami. Menurutku nggak terlalu desa sih, sudah maju malahan. Survey kedua aku nggak bisa ikut karena aku responsi praktikum Ilmu Resep. Dan survey yang terakhir ini juga nggak kalah menyebalkan. Awalnya DPL nyuruh untuk perwakilan tiap unit minimal 4 orang, tapi si ketua salah menyebarkan berita tersebut hingga akhirnya kita (ketua, wakil, sekretaris and bendahara) yang jadi tumbal. Sudah fix kalau kita akan jalan ber4, tapi nggak tau kenapa si ketua mendadak sakit dan harus kontrol di RS, wakil ketua nggak ada kabarnya, dan jadilah kita 2 ekor (hanya aku dan mbak bendahara 1) yang berangkat. Konfliknya di sini nih, survey pertama aku berangkat dan si mbak bendahara enggak, sebaliknya di survey kedua aku berhalangan dan mbak bendahara berangkat, jadilah sedikit bimbang menentukan arah keberangkatan. Tapi akhirnya kita bisa mendarat dengan selamat walaupun terlambat sangat di rumah Ketua PRM.
Nah waktu pulang ini kita ngikutin DPL (Bapak Rostien Puput Anggoro, S.Pd) , nggak tau dimana kita kepisah dan kita muter - muter nyari jalan keluar. Dan disini kita nyasar T____T. Nyasar sampai ke Srandakan, kalo ke kota itu ke utara, kita malah ke timur, mana hujan deres banget berasa refleksi wajah deh sakit kena ujan yang gedhe - gedhe. Sesampainya di kota kita masih kuyup, eh ketemu ketua kelompok lain (yang pulang belakangan daripada kita) sudah berbonceng mesra dengan kekasihnya, dan............kering!!
Story is beginning . . . . . . . . . . . .
Seperti yang pernah aku ceritakan disini dan juga seperti cerita dosen. Minggu pertama akan terasa panjaaaang dan berat. Dan that's true, ada temenku yang sampe nggak bisa tidur malam selama 3 hari, ada juga yang makannya cuma 6-7 sendok doank, ada juga yang tiba - tiba mogok bicara selama 2 hari, beraneka macem banget lah tingkah adaptasi mereka.
Kalo boleh jujur nih aku kangeen banget saat kita ber9 makan bareng, tapi ternyata itu nggak bertahan lama. Yang jelas, karena jadwal laper tiap orang berbeda jadilah jam makan bergeser, dan nggak ada makan bareng lagi :(
Rindu jalan rame - rame ke Masjid kalo waktu solat, yang semakin hari semakin nggak rame. Rasanya seneng aja gitu bisa solat bareng :)
Selanjutnya aku seneng banget kalo kita pergi beriringan walaupun sekedar minta tanda tangan PRM, nglewatin sawah, hampir ditendang kebo yang nggak diiket, nglewatin jalan yang macam off road, tapi itu asyik :). Apalagi waktu kita nekat pergi ke alun - alun sampe malem cuma untuk minum jus and foto bareng di kantor bupati, nakal sih tapi seru :D
Kangen pergi ke "kota" Ganjuran, bukan kota sih tapi lebih kota dibanding desa Sribit. Apalagi kalo ada yang mau ke kota, pulangnya pasti dah kayak pindahan. Banyak titipan snack dan susu tetrapack, titipan laundry juga.
Kalo malem, seneng waktu kita (para cewek) bobok berjejer macem pindang di pasar, nggak kayak waktu minggu terakhir dimana kita mengotak - ngotakan diri dan terburai nggak jelas :((
Hiburan paling mujarab untuk kita adalah saat ikut PAUD, maen bareng adek - adek, ketemu wajah polos yang ceriaa, itu mood booster banget buat kita. Itu juga emulgator hebat tuk kita, saat kita ada selisih paham pun jadi luluh saat di PAUD.
Awalnya berat harus tiap sore ngajar TPA, tapi lama - lama jadi ngangenin. Apalagi beberapa hari pasca penarikan, masih suka kebayang kalau sore harus berebut kamar mandi sebelum ngajar TPA. Miss you dek :*
Kadang sering kangen juga sama suasana pengajian ibu - ibu. Kangen mbah lurah yang walaupun sudah lansia tapi powernya luar biasa. Keinget kalau 'bu guru' bacain doa tolak petir sama doa anti angin ribut sebelum pengajian. Juga lipsync nya kita waktu baca Quran gegara udah ngantuk to the max tapi tetep harus hadir sebagai bentuk penghormatan kita sudah diundang.
Banyak hal yang aku kangenin di sana, ada awan putih yang berarak diatas sawah, ada bukit teletubbies yang terbentang hijau, sapi - sapi di tiap tikungan, deretan pohon cemara di Ganjuran, bonceng 3 kalo lagi gak ada motor yang memadai, PKU yang cuma sekotak tanah, PAUD Sridewa, soang yang kalo liat orang bawaannya ngejar.
Rindu bakmi dhes, nasi bakar organik, bakso jumbo, Aplaz (Agung Plaza), jeruk bali nya induk semang, koor sang kodok saat ujan, mie ayam 2500 di Sraten.
Kaganangan batagor depan BRI, Masjid Al Hikmah, Rumah Bu Anti, Pak PRM (yang ini temen2 juga pasti kangen :p).
Disini kita bener - bener banyak belajar mulai dari pasang tali jemuran, bikin slot pintu, nimba air, 'menyelamatkan' makanan kemarin, bikin plang TPA (walopun anak cowok sih yang bikin), pokoknya belajar arti hidup dan kehidupan.
Aku rindu KKN :)
(tapi enggak dengan bikin laporannya, ini bikin mata berkantung -____-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar